Monday, February 8, 2010

Seronok Buat Maksiat.. !!


Segala puji bagi Allah, kita memuji, memohon pertolongan dan petunjuk pada-Nya. Kita berlindung pada Allah dari keburukan jiwa dan perbuatan kita. Barangsiapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya dan barangsiapa yang Dia sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberikan petunjuk baginya. Kami bershalawat dan mengucapkan salam atas nabi kita Muhammad.

Nabi pembawa rahmat dan petunjuk, Allah mengutus beliau setelah terputusnya para rasul. Maka Allah memberikan petunjuk dengan perantaraan beliau ke jalan yang paling lurus dan terang. Allah membuka pandangan yang tertutup dan telinga yang tidak mau mendengar serta hati yang tertutup. Amma ba'du:

Banyak orang yang mengeluh akan kerasnya hati, hilangnya keberkahan, godaan setan dan sibuk dengan dunia (sehingga lalai tuntunan agama). Mereka lupa dengan dari firman Allah SWT:

"Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak." (Q.S Ibrahim: 42)

Berkata Maimun bin Harun tentang makna ayat ini: "Ini adalah ta'ziyah bagi orang yang didzalimi dan ancaman bagi orang yang dzalim". Tentang firman Allah SWT:

"Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)." (Q.S Asy-Syuuraa: 30)

Berkata Ibrahim bin Adham: "Kita adalah keturunan penduduk surga, Iblis telah mengeluarkan kita dari surga dengan kemaksiatan. Maka sudah selayaknya bagi orang yang berbuat dosa agar tidak tentram dengan kehidupannya sampai ia kembali ke tanah airnya". Kalau demikian halnya, maka ini tidak lain kecuali pengaruh buruk dari kemaksiatan. Allah berfirman:

"Maka apakah patut Kami menjadikan orang-orang Islam itu sama dengan orang-orang yang berdosa (orang kafir), Mengapa kamu (berbuat demikian); bagaimanakah kamu mengambil keputusan" (Q.S Al-Qalam 35-36)

"Apakah orang-orang yang membuat kejahatan itu menyangka bahwa Kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh, yaitu sama antara kehidupan dan kematian mereka Amat buruklah apa yang mereka sangka itu" (Q.S Al-Jatsiyah: 21)

"Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi. Patutkah (pula) Kami menganggap orang-orang yang bertaqwa sama dengan orang-orang yang berbuat maksiat" (Q.S Shaad: 28)

Sebab kemaksiatan adalah seperti yang dijelaskan oleh Syaikhul Islam rahimahullah: "Yang menyebabkan pelaku maksiat terjerumus adalah kelalaian dan syahwat, inilah pokok dari segala kejahatan. Allah berfirman:

"Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas". (Q.S Al-Kahfi: 28)

Kejahatan tidak hanya disebabkan oleh hawa nafsu, tetapi dibarengi dengan kebodohan. Karena orang yang punya hawa nafsu jika ia sadar bahwa perbuatan itu akan mendatangkan mudharat, secara otomatis ia akan menghindar darinya, karena itulah para shahabat mengatakan bahwa setiap orang yang melakukan kemaksiatan, maka hal itu disebabkan kebodohannya. Akan tetapi ia tidak dimaafkan dengan sebab ketahuannya. Ia mesti memperhitungkan akibat buruk dari maksiat pada diri pelakunya di dunia dan akherat – semoga Allah melindungi kita darinya-, karena orang yang bermaksiat di kala ia melakukannya, ia bermaksiat pada siapa? Dialah Raja diraja!

Berkata Bilal bin Sa'd rahimahullah: "Jangan engkau melihat pada kecilnya dosa, tetapi lihatlah pada agungnya Dzat yang engkau maksiati".

Yang mendorong penulis untuk mengetengahkan pembahasan ini adalah sikap menyepelekan kebanyakan kaum muslimin yang sangat disayangkan dalam mendekati kemaksiatan, dengan anggapan bahwa dengan taubat saja cukup untuk menghilangkan dosa!

Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah: "Dosa-dosa ibarat luka-luka, bisa jadi sebuah luka menyebabkan kematian".

Demi Allah, tidak cukup semata-mata taubat, bahkan mesti diiringi oleh penyesalan, rasa takut dan senantiasa istighfar dan memperbanyak amalan kebaikan sehingga kita termasuk dari orang-orang yang didekatkan dan selamat.

Allah berfirman: "Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka mereka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan.Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (Q.S Al-Furqaan: 70)

"Dan orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya". (Q.S Al-Furqan : 71)

Maka wahai saudara muslim, jika jiwamu mendorong untuk bermaksiat dan fikiranmu tertuju padanya, hatimu bertekad untuk melakukannya, maka bacalah dampak negatif dan keburukan dari maksiat yang ada dalam pembahasan buku ini. Ingatlah keagungan pencipta anda, anugrah-Nya pada diri anda berupa kenikmatan kesehatan. Seandainya anda tidak sehat tentulah anda tidak merasakan kepuasan maksiat atau barangkali anda tidak dapat melakukannya. Pertimbangkanlah wahai saudaraku yang mulia antara (segi positif dan negatif dari maksiat). Kenikmatan yang anda dapatkan dari maksiat hanyalah sesaat. Saya mengharap agar anda mengingat pahitnya terhindar (dari kebaikan dan pahala), tidak ada kebaikan pada kelezatan yang diakhiri dengan neraka. Saya memohon pada Allah agar memelihara diriku dan anda dari segala keburukan dan apa yang tidak diinginkan.

Ya Allah, dengan mengharap (pada-Mu) wujudkanlah cita-cita kami, perbaikilah amalan kami dalam setiap keadaan, mudahkanlah jalan untuk mendapatkan keridhaan-Mu, Arahkanlah ubun-ubun kami pada kebaikan, berikanlah kami kebaikan di dunia dan akherat, serta jauhkanlah kami dari siksa neraka dengan rahmat-Mu wahai Yang Maha Pengampun. Semoga shalawat dan salam tetap terlimpah pada nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya ..

No comments:

Post a Comment

salam