Monday, December 29, 2008

KEMERDEKAAN YANG PERLU DIPERJUANGKAN


Begitu pantasnya masa berlalu bagaikan angin yang bertiup hingga tidak terasa, bulan demi bulan menjelang, tahun demi tahun pun berlalu. Kini kita umat Islam kembali betemu dengan bulan Muharram, menandakan datangnya kembali tahun yang baru; kali ini memasuki Tahun Baru 1430 Hijrah. Tidak seperti ketika datang Tahun Baru Masehi yang disambut dengan penuh semarak oleh masyarakat, Tahun Baru Hijrah disikapi oleh kaum Muslim dengan 'dingin-dingin' saja.

Tahun Baru Hijrah memang tidak perlu disambut dengan kemeriahan pesta. Namun demikian, sangat penting jika tahun baru Hijrah dijadikan sebagai momentum untuk merenungkan kembali kondisi masyarakat kita saat ini. Peristiwa Hijrah Nabi SAW sebetulnya lebih menggambarkan momentum perubahan masyarakat ke arah perubahan secara individual. Peristiwa Hijrah Nabi Muhammad SAW tidak lain merupakan peristiwa yang menandai perubahan masyarakat Jahiliah saat itu menjadi masyarakat Islam. Inilah sebetulnya makna terpenting dari Peristiwa Hijrah Nabi SAW.

Namun, kita harus juga mengakui, meskipun berbagai peringatan telah banyak dilakukan, belum terdapat perubahan yang signifikan dari masyarakat kita. Boleh dikatakan kehidupan umat Islam masih dalam keadaan mundur. Bahkan ada kecenderungan kembali ke masa Jahiliah.

Makna hijrah

Secara bahasa, hijrah bererti berpindah tempat. Adapun secara syar'i, para fukaha mendefinisikan hijrah sebagai: keluar dari darul kufur menuju darul Islam. Darul Islam dalam definisi ini adalah suatu wilayah (negara) yang menerapkan syariat Islam secara total dalam segala aspek kehidupan dan yang keamanannya berada di tangan kaum Muslim. Sebaliknya, darul kufur adalah wilayah (negara) yang tidak menerapkan syariat Islam dan keamanannya bukan di tangan kaum Muslim, sekalipun majoriti penduduknya beragama Islam. Definisi hijrah ini diambil dari fakta hijrah Nabi SAW sendiri dari Makkah (yang saat itu merupakan darul kufur) ke Madinah (yang kemudian menjadi darul Islam).

Peristiwa Hijrah memberikan makna sebagai berikut:

pemisah antara kebenaran dan kebatilan; antara Islam dan kekufuran; serta antara darul Islam dan darul kufur. Paling tidak, demikianlah menurut Umar bin al-Khaththab RA ketika dia menyatakan, ''Hijrah itu memisahkan antara kebenaran dan kebatilan.'' (HR Ibn Hajar).

tonggak berdirinya daulah Islamiyah (negara Islam). Para ulama dan sejarawan Islam telah sepakat bahawa Madinah setelah Hijrah Nabi SAW telah berubah dari sekadar sebuah kota menjadi sebuah negara Islam. Bahkan dengan struktur yang menurut cendekiawan barat Robert N Bellah: ''Terlalu modern untuk ukuran zamannya. Saat itu Muhammad Rasulullah SAW sendiri yang menjawat sebagai ketua Negara”.

awal kebangkitan Islam dan kaum Muslim setelah 13 tahun sejak kelahirannya, Islam dan kaum Muslim terus dikucilkan dan ditindas secara zalim oleh orang-orang kafir Makkah.

Pengajaran dari peristiwa Hijrah Nabi SAW dalam Islahul Fardi wa Harakatul dakwah.


1. Wajib bagi setiap muslim untuk berusaha mengubah kemungkaran sedaya tenaganya. Sekiranya tidak mampu hendaklah meninggalkan tempat kemungkaran itu dan tidak berdiam di tempat kemungkaran/kemaksiatan tersebut. Allah tidak melihat kalah atau menang seseorang dalam menegakkan agamanya tetapi usahanya….

2. Betapa rapinya Nabi SAW dalam merancang dan membuat "program" dakwah, walaupun dakwah ini akan ditolong oleh Allah SAW (In tanshurullaha yanshurkum). Baginda SAW adalah seorang Nabi yang dijamin takkan dicelakai serta takkan dapat dikalahkan (wallahu ya'shimuka minan nas) akan tetapi Nabi SAW tetap menjalani semua sunnatullah dalam keberhasilan dakwahnya sebagaimana manusia biasa lainnya.

3. Rasulullah SAW sebagai seorang aktivis dakwah selalu kreatif dengan berusaha pelbagai inovasi baru dalam dakwahnya. Perancangan-perancangan yang baginda SAW lakukan ini nampak dari pemilihan berbagai tempat serta alasan-alasan yang amat relevan yang melatarbelakanginya.

4. Sebagai pemimpin (qiyadah), baginda SAW sangat memikirkan masyarakatnya. Segala cara baginda SAW usahakan agar para sahabatnya tidak disiksa dan diprovokasi oleh pihak lain. Baginda SAW pula yang paling akhir keluar dari Makkah setelah semua sahabatnya selamat.

5. Boleh bekerja sama dengan seorang fajir atau non muslim sekalipun, jika untuk kemaslahatan dakwah yang jelas, berdasarkan peristiwa Muth'im bin Ady.

Dengan ini saya mengajak pada semua pembaca agar kita renungkan dan belajar dari peristiwa Hijrah ini yang membawa mesej besar dalam kehidupan kita sebagai muslim samada kehidupan pada dirinya, keluarga dan masyarakat dalam kewajipan mengabdikan diri kepada Rabb. Sekiranya kehidupan kita masih bercopang-camping atau terdapat cacat celanya muhasabah diri dan pembaharuan harus dilakukan dari semasa ke semasa yang tidak perlu menunggu 1 Muharram untuk proses pembaikan. Inilah hijrah yang sebenar-benarnya perlu dilakukan oleh setiap Muslim dalam menjadikan Islam sebagai jalan dan gaya hidup. SALAM MA'AL HIJRAH...


from : nurul_humaira85@yahoo.com

No comments:

Post a Comment

salam