Saya memetik daripada kata pengantar buku ini sekelumit rasa dan sentuhan isteri penulis:
“Menikah, sepertinya indah dan penuh bunga-bunga harapan. Memulai hidup berdua dengan seorang yang (akan) kita cintai sepenuh hati. Membingkai ibadah dalam sebuah rumah tangga, ah… betapa keindahan yang tidak bisa diungkap dengan kata-kata. Siapapun akan segera membayangkan kebahagiaan begitu berpikir tentang pernikahan dan rumah tangga, demikian pula saya. Tetapi menikah juga menyiratkan segurat kekhawatiran, mungkinkah ada seseorang yang tepat bagi saya. Bukan hanya tepat dalam pandangan fisik dan duniawi, tetapi tepat dalam semangat dan cita-cita untuk senantiasa produktif berkarya bagi umat. Meski samar dalam tersembunyi, dalam lubuk hati tetaplah ada kegeliahan dan pergolakkan. Perasaan demikian tentulah menghinggapi setiap gadis, sebelum akhirnya ia ‘sekadar’ menganggukkan kepala atas ‘proposal’ pembentukkan organisasi kecil bernama rumah tangga. Mengingat separuh agama akan dipertaruhkan dalam ikatan itu, menikah dengan demikian benar-benar keputusan besar yang akan mengubah hidup seseorang. Jika anda seorang perempuan, anda harus rela membuka ruang intervensi yang mengganggu ‘kemerdekaan’ anda selama ini. Tiba-tiba ada seorang yang punya hak untuk menanyakan ke mana anda akan pergi, bukan saja bertanya tetapi juga menyuruh atau melarang. Tiba-tiba saja ada seorang yang berhak tahu segala sesuatu tentang diri anda, luar, dalam, hingga ke emosi dan perasaan anda. Sepertinya agak seram ya… Anda jangan hanya ingin ‘terima jadi’ bahwa seorang ikhwan yang ideal, atau akhwat yang sempurna, datang kepada anda dan memenuhi segala kriteria yang anda harapkan. Tetapi harus rela dan berani untuk bersama-sama membangunkan peribadi yang diharapkan. Menerima tidak hanya kelebihannya, tetapi juga kekurangan yang pasti ada padanya sebagaimana juga ada pada anda.
"Tentang penulis (Cahyadi Takariyawan), Alhamdulillah ALLAH mengirimnya untuk saya. Saya tak ingin berlebihan mengungkapkan, bahawa beliau memang menjadi inspirasi dan motivasi untuk berlomba dalam kebaikkan dan membuat saya merasa menjadi isteri yang istimewa di sisinya dari waktu ke waktu. Saya ingin sentiasa menemani beliau dalam langkah perjuangan yang tengah beliau tempuh. Sejak saya mengenalnya hingga sekarang ini. Beliau adalah suami yang istimewa di mata saya."
"Tentang buku ini, banyak muatannya hasil diskusi kami berdua. Bahkan judul buku diambil dari usulan yang saya berikan. Dituangkan dengan penuh semangat dari waktu yang kurang satu bulan. Semoga menjadi kekayaan hasanah pemikiran tentang rumah tangga dakwah, bahan pembelajaran bagi anda sekalian dan tentu saja juga bagi kami”
p/s: saya dah cari buku novel ni kat kedai-kedai buku, tp tak jumpa, nasib tak menyebelahi.. Kalau kawan2 ada terjumpa, bgitau saya yea.. =)
No comments:
Post a Comment
salam